Ratusan Sapi di Ngawi Mati Akibat PMK, Anggota DPRD Turun Tangan
Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi telah melakukan berbagai langkah penanganan. Langkah tersebut meliputi pemberian vitamin untuk ternak serta penyemprotan disinfektan di lokasi peternakan. Namun, tantangan cukup besar karena luasnya wilayah dan banyaknya populasi ternak.
Sebagai bentuk dukungan, kelompok tani dan peternak mulai mengambil inisiatif penanganan secara mandiri. Mereka juga menjalin kerja sama dengan dinas terkait untuk menyelamatkan ternak yang masih sehat.
Anggota DPRD Kabupaten Ngawi, Sojo, mengapresiasi langkah kelompok tani dan peternak yang menjadi garda terdepan dalam menangani wabah ini. Ia menegaskan pentingnya peran langsung peternak di lapangan.
“Biar lebih efektif kita langsung menerjunkan teman-teman dari kelompok tani dan peternak langsung di lapangan,” ujar Sojo, Minggu (12/1/24).
Ia menambahkan bahwa penanganan saat ini diprioritaskan di kecamatan Karangjati, karena tingginya populasi sapi di wilayah tersebut. Fokus ini diharapkan dapat menyelamatkan lebih banyak ternak.
“Yang jelas areanya di lokasi kita (kecamatan Karangjati) dulu, karena di sini juga banyak pemilik sapi, untuk menyelamatkan yang masih ada,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa semua desa di Kecamatan Karangjati telah mendapatkan bantuan disinfektan. Namun, inisiatif mandiri dan kolaborasi antara peternak dan kelompok tani tetap diperlukan untuk pencegahan lebih lanjut.
“Semua desa di Kecamatan Karangjati melalui gapoktan sudah mendapatkan bantuan disinfektan, hanya yang perlu didorong inisiatif untuk melakukan kegiatan pencegahan secara mandiri dan berkolaborasi dengan peternak sendiri,” katanya.
Selain itu, kegiatan yang dilaksanakan di desa juga mencakup pendataan populasi ternak serta sosialisasi tentang PMK. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kepanikan masyarakat peternak.
“Kegiatan yang saya laksanakan di desa saya juga sekaligus pendataan populasi ternak dan sosialisasi tentang PMK itu sendiri untuk mengurangi kepanikan masyarakat peternak,” ujar Sojo.
Obat-obatan yang digunakan dalam penanganan wabah ini disuplai oleh dinas terkait. Sementara itu, pelaksanaan di lapangan melibatkan kolaborasi antara peternak dan kelompok tani.
“Kalau obatnya langsung dari dinas, sedangkan untuk pelaksanaannya kita lakukan bersama dengan rekan-rekan,” tambah Sojo.
Sebagai anggota DPRD, Sojo menegaskan bahwa upaya ini bukan sekadar tugas formal, melainkan juga bentuk tanggung jawab kepada masyarakat. Ia berkomitmen untuk terus terlibat secara aktif.
“Sebenarnya kegiatan ini tidak hanya sebatas untuk saya yang bergelut di pertanian, tetapi juga tanggung jawab tugas saya sebagai anggota DPRD ke masyarakat,” katanya.
Sojo menyadari bahwa setiap usaha memiliki konsekuensi. Meski demikian, ia bersama para peternak terus berusaha menangani wabah ini dengan segala kemampuan yang ada.
“Ini menjadi bagian dari tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kita sadari bahwa setiap usaha itu pasti punya konsekuensi. Makanya kita juga berupaya untuk ikut menangani langsung PMK,” tutur Sojo, menutup keterangannya. (RYS)
Komentar
Posting Komentar