Kerugian Petani Akibat Pupuk Palsu Capai Rp3,2 Triliun

 


Cakranews.net, Jakarta – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan kerugian besar yang dialami petani akibat peredaran pupuk palsu. Dalam rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Selasa (21/1/25), ia menyampaikan angka kerugian mencapai Rp3,2 triliun.

Pupuk palsu yang beredar di pasaran diklaim telah merusak kualitas tanah dan menurunkan hasil panen secara signifikan. Menteri Amran menyebutkan bahwa dampak negatifnya tidak hanya pada aspek ekonomi, tetapi juga memperburuk kondisi petani kecil.

“Kerugian petani Rp3,2 triliun gara-gara orang 27 konglomerat ini. 5 palsu, palsu tanah kapur, sadis banget,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa kerugian tidak hanya dari segi finansial langsung, tetapi juga kerusakan tanah yang membutuhkan biaya besar untuk pemulihan. Hal ini semakin memberatkan petani yang sudah terhimpit masalah ekonomi.

“Dan kerugian petani adalah biaya kerugian tani Rp19 juta per hektar, pupuknya satu juta tapi merusak Rp18 juta,” tambah Amran.

Pemerintah telah mengambil langkah tegas terhadap pihak-pihak yang diduga terlibat dalam peredaran pupuk palsu ini. Menteri Amran memastikan bahwa kementeriannya tidak segan memberikan sanksi berat kepada oknum-oknum terkait.

“Jadi yang membuat miskin ya pupuk palsu ini. Ada dari Kementerian Pertanian, mungkin ada yang tidak salah, tapi 11 yang mengelola kita copot semua,” tegasnya.

Dua tersangka telah ditetapkan dalam kasus ini, dan penyidikan terus dilakukan untuk mengungkap lebih banyak pelaku. Menteri Amran mengapresiasi langkah cepat yang diambil oleh pihak berwenang dalam menindaklanjuti masalah ini.

“Sudah ada dua tersangka Pak Menko, ini pupuk palsu sudah penyidikan banyak nanti tersangkanya,” ungkap Amran.

Ia juga menyebutkan bahwa banyak pihak yang mencoba menghubunginya untuk mencari jalan keluar dari masalah ini. Namun, ia menegaskan bahwa langkah-langkah hukum tetap akan dijalankan sesuai instruksi Presiden.

“Sudah banyak yang menelpon saya, datang menghadap, ini perintah presiden, kalau mau diampuni menghadap ke Pak Menko Pangan. Karena perintahnya Pak Menko Pangan saya lakukan ini,” jelasnya.

Menteri Amran juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pengujian laboratorium terhadap pupuk-pupuk yang dicurigai palsu. Langkah cepat ini dilakukan untuk mencegah kerugian yang lebih besar.

“Yang 5 itu betul-betul palsu, dan sudah banyak beredar di Indonesia. Kami panggil semua mengaku, karena kami cek di lab. Untung kami bergerak cepat Pak Menko,” tutupnya.

Langkah-langkah ini diharapkan mampu memberikan keadilan bagi petani yang menjadi korban dan memperbaiki sistem distribusi pupuk di Indonesia. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap peredaran pupuk palsu. (RYS)

Komentar