Pemerintah Dinilai Tengah Cari Formula Baru, Bupati Ngawi Harap Peran Media Dikuatkan
Cakranews.net, Ngawi – Pemerintah Republik Indonesia dinilai sedang mencari formulasi baru untuk memulai perjalanan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Hal tersebut disampaikan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono dalam kegiatan tadarus kebangsaan bertajuk Spirit Ramadan untuk Ngawi Ramah, Senin (24/2/2025), di Alas Cafe Ngawi.
Dalam forum tersebut, Ony menjelaskan bahwa media memegang peran penting dalam pembangunan bangsa. Ia menilai, pemerintah masih dalam tahap menyusun strategi untuk melibatkan media secara lebih maksimal dalam proses pembangunan.
"Mungkin tentu saja kita tidak boleh bersuudzon, mungkin pemerintah ini lagi mencari formula bagaimana media itu berperan untuk bisa bareng dalam membangun suatu negara," ujar Ony Anwar Harsono.
Lebih lanjut, Ony juga menekankan pentingnya profesionalisme jurnalis dalam menyampaikan informasi kepada publik. Menurutnya, keberpihakan pada etika jurnalistik menjadi kunci dalam menghadirkan berita yang sesuai dengan nilai-nilai kebenaran.
"Saya sepakat sekali bahwa ketika jurnalis menjalankan kode etiknya dengan baik maka kita akan menemukan kebenaran menurut manusia," ucap Ony Anwar Harsono.
Meski demikian, Ony mengingatkan bahwa kebenaran sejati tetap berada di tangan Tuhan. Ia mengajak seluruh pihak untuk tidak lupa bahwa semua proses manusia tetap berada dalam kuasa Ilahi.
"Namun yang menjadi kebenaran absolut adalah Allah SWT," ujar Ony Anwar Harsono.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur, Yatimul Ainun, menyoroti situasi terkini yang dihadapi oleh media massa di Indonesia. Ia menyebut adanya tekanan yang belakangan dirasakan oleh insan pers.
"Yang dominan di tengah-tengah media saat ini adalah media tidak baik-baik saja. Demokratisasi kebebasan pers dan kemerdekaan pers tidak baik-baik saja," ucap Yatimul Ainun.
Yatimul menegaskan bahwa tekanan tersebut tidak boleh mematahkan semangat jurnalis dalam menjalankan tugasnya. Ia mengajak seluruh pelaku media tetap bekerja secara profesional.
"Tapi kita tidak boleh berhenti dan harus tetap bekerja sebagai jurnalistik," kata Yatimul Ainun.
Dalam penjelasannya, Yatimul juga membandingkan kondisi kebebasan pers Indonesia dengan negara tetangga. Ia menyampaikan bahwa stabilitas negara tidak selalu bergantung pada kebebasan pers.
"Berapa waktu lalu kita ke Singapura yang kebebasan persnya rendah tetapi negaranya sangat stabil," terang Yatimul Ainun.
Acara tadarus kebangsaan tersebut dihadiri Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), awak media online dan cetak.
Kegiatan ini menjadi refleksi bersama bahwa media tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga menjadi mitra strategis dalam membangun peradaban bangsa. (RYS)
Komentar
Posting Komentar