Kemiskinan Ngawi Masih Tertinggi Keenam di Jawa Timur, BPS Catat Tren Perbaikan
Cakranews.net, Ngawi – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ngawi merilis data terbaru yang menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin di wilayah ini masih termasuk dalam kategori tertinggi di Jawa Timur. Pada Maret 2025, persentase kemiskinan Ngawi tercatat sebesar 13,62 %. Angka tersebut menempatkan Ngawi pada urutan keenam tertinggi dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Data resmi yang dikeluarkan BPS juga menyebutkan, rata-rata persentase kemiskinan Jawa Timur pada periode yang sama sebesar 9,50 %. Dengan demikian, persentase kemiskinan di Ngawi berada jauh di atas rata-rata provinsi. Hanya ada enam kabupaten dengan tingkat kemiskinan lebih tinggi, yaitu Sampang sebesar 20,61 %, Bangkalan 18,25 %, Sumenep 17,02 %, Probolinggo 16,31 % dan Tuban 14,13%.
Secara jumlah, penduduk miskin di Ngawi pada Maret 2025 mencapai 114,90 ribu jiwa. Kendati masih tinggi, kondisi ini menunjukkan adanya perbaikan. Dibandingkan dengan Maret 2024, jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 1,57 ribu jiwa. Persentase kemiskinan juga mengalami penurunan sebesar 0,19 poin persentase.
BPS Kabupaten Ngawi mencatat, Garis Kemiskinan (GK) pada Maret 2025 mencapai Rp459.551 per kapita per bulan. Nilai tersebut naik sebesar Rp13.686 dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan GK mencerminkan meningkatnya biaya kebutuhan hidup minimum di wilayah Ngawi.
Meski garis kemiskinan naik, dua indikator penting lainnya justru menunjukkan kabar baik. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menurun dari 2,22 pada 2024 menjadi 1,65 pada 2025. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) turun signifikan dari 0,61 menjadi 0,26. Data ini menandakan rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan dan kesenjangan antarpopulasi miskin semakin mengecil.
Jika dibandingkan dengan daerah tetangga, posisi Ngawi masih tergolong berat. Persentase kemiskinan Kabupaten Madiun tercatat sebesar 10,40 persen, Magetan 9,14 persen, dan Bojonegoro 11,49 persen. Rata-rata Jawa Timur berada pada 9,50 persen, sehingga tantangan pengentasan kemiskinan di Ngawi masih lebih kompleks dibandingkan dengan kabupaten lain di sekitarnya.
Dalam kesempatan workshop Statistik untuk Jurnalistik pada 24 September 2025, Kepala BPS Kabupaten Ngawi Bagas Susilo, S.ST, M.Si., menyampaikan pandangan mengenai tren kemiskinan di wilayahnya. Ia menekankan bahwa perbaikan tetap terjadi meski persentasenya masih cukup tinggi.
“Meski persentase kemiskinan masih relatif tinggi, tren jangka panjang sejak 2003 menunjukkan perbaikan yang konsisten,” kata Bagas Susilo.
Bagas juga menambahkan bahwa indikator lain memperlihatkan perkembangan positif. Menurutnya, hasil tersebut menjadi sinyal baik atas berbagai program pengentasan kemiskinan yang telah dilaksanakan.
“Penurunan indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan juga menjadi sinyal positif bahwa upaya penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilakukan mulai menunjukkan hasil yang nyata,” lanjutnya
Dengan kondisi tersebut, BPS Kabupaten Ngawi menilai upaya pengentasan kemiskinan masih perlu ditingkatkan agar kesenjangan sosial semakin berkurang. Pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan diharapkan memperkuat program yang menyasar kelompok rentan agar perbaikan yang terjadi dapat lebih merata dan berkelanjutan. (RYS)
Komentar
Posting Komentar