PKB Ngawi Gelar Tasyakuran atas Penganugerahan Gelar Pahlawan bagi Tiga Tokoh Jawa Timur
CAKRANEWS.NET, NGAWI – Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Kabupaten Ngawi menggelar tasyakuran atas penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada tiga tokoh besar asal Jawa Timur. Ketiga tokoh tersebut adalah Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dan Marsinah. Acara berlangsung pada Rabu (12/11/2025) di kantor DPC PKB Kabupaten Ngawi.
Kegiatan tasyakuran ini dihadiri oleh Ketua DPC PKB Ngawi, jajaran pengurus partai, serta seluruh anggota DPRD Kabupaten Ngawi dari Fraksi PKB. Mereka berkumpul dalam suasana khidmat untuk mendoakan para tokoh yang telah berjasa besar bagi bangsa Indonesia. Acara tersebut juga menjadi momen refleksi atas perjuangan tokoh-tokoh dari kalangan ulama dan rakyat kecil yang memberikan inspirasi bagi perjuangan politik kebangsaan.
Dalam sambutannya, Ketua DPC PKB Kabupaten Ngawi, Ahmad Tamim, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur atas keputusan pemerintah yang dinilai tepat dan bersejarah. Menurutnya, penganugerahan tersebut merupakan pengakuan atas kontribusi besar tiga tokoh Jawa Timur dalam bidang keagamaan, kebangsaan, dan perjuangan hak asasi manusia.
"Syukur itu kan dasarnya jelas perintah dan kita mensyukuri sekali bahwa ada sambungan antara jas merah dengan jas hijau," kata Ketua PKB Kabupaten Ngawi, Ahmad Tamim.
Ahmad Tamim menambahkan bahwa penghargaan terhadap KH Abdurrahman Wahid merupakan bentuk penghormatan terhadap perjuangan Gus Dur dalam memperjuangkan nilai-nilai pluralisme dan kemanusiaan. Ia menilai, gelar pahlawan bagi Gus Dur adalah wujud penghargaan negara terhadap warisan pemikiran dan teladan kebangsaan yang telah beliau tinggalkan.
"Kyai haji Abdul Rahman Wahid, yang jauh sebelum meninggal sudah mendapat julukan guru bangsa, bapak pluralisme, maka sangat sangat tepat sekali kalau bapak presiden memberikan gelar pahlawan," ujar Ahmad Tamim.
Selain itu, Tamim juga menyampaikan pandangannya mengenai Syaikhona Kholil Bangkalan. Menurutnya, Syaikhona Kholil bukan hanya dikenal sebagai ulama besar, tetapi juga guru bagi para ulama pesantren di seluruh Nusantara. Ia menilai bahwa hampir seluruh pesantren memiliki sanad keilmuan yang terhubung dengan beliau.
"Syaikhona Kholil ini tidak hanya guru para ulama, tapi gurunya orang-orang pesantren. Hampir seluruh pesantren itu bersanad pada Syaikhona Kholil," kata Ahmad Tamim.
Dalam kesempatan yang sama, Tamim menegaskan pentingnya generasi muda untuk tidak melupakan jasa para tokoh bangsa, baik dari kalangan nasionalis maupun ulama. Ia mengutip pesan Bung Karno yang relevan dengan semangat Nahdlatul Ulama dalam menghargai perjuangan masa lalu.
"Bung Karno mengatakan jas merah jangan lupakan sejarah-sejarah. Nah, kita NU jangan lupakan jasa para ulama," tutur Ahmad Tamim.
Ia menambahkan bahwa perjalanan bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sinergi dua kekuatan besar, yakni kaum nasionalis dan kaum ulama. Menurutnya, kolaborasi antara keduanya telah menjadi fondasi penting bagi kemerdekaan dan pembangunan bangsa hingga saat ini.
"Dan negeri ini baik pra kemerdekaan maupun mengisinya adalah komparasi perpaduan antara jas merah dan jas hijau," ungkap Ahmad Tamim.
Sementara itu, Ketua Fraksi PKB DPRD Kabupaten Ngawi, Nuri Karimatunnisa, turut menyampaikan pandangannya mengenai sosok Marsinah yang juga dianugerahi gelar pahlawan nasional. Ia menyebut Marsinah sebagai simbol perjuangan perempuan dan kaum pekerja dalam menegakkan keadilan di Indonesia.
"Bagi kami ada yang membanggakan dari sosok Marsinah. Ia lahir dari rakyat kecil yang memiliki jiwa besar, memberikan advokasi pada diri dan rekan-rekannya," kata Nuri Karimatunnisa, Ketua Fraksi PKB DPRD Kabupaten Ngawi.
Nuri menambahkan bahwa perjuangan Marsinah menjadi representasi semangat kaum perempuan Indonesia. Ia berharap generasi muda, khususnya perempuan, dapat mengambil inspirasi dari keberanian dan keteguhan hati Marsinah dalam memperjuangkan hak-hak buruh.
"Dan kita sebagai sesama kaum hawa, merasa sangat bangga, tentunya itu terwakili atas seluruh pengorbanan Marsinah," ujar Nuri Karimatunnisa.
Melalui tasyakuran ini, DPC PKB Ngawi berharap nilai perjuangan dan keteladanan para pahlawan tersebut dapat terus hidup dalam semangat kebangsaan, baik di ranah politik maupun kehidupan sosial masyarakat. Acara ditutup dengan doa bersama dan refleksi perjuangan tiga tokoh yang kini resmi menjadi pahlawan nasional. (RYS)
Komentar
Posting Komentar