![]() |
Siras Santoso,(baju loreng orange PP) bersama Ony Anwar, Bupati Ngawi terpilih . |
CAKRANEWS.NET, NGAWI- Ngawi kehilangan sosok disegani, pekerja keras dan organisatoris. Innalillahi wa inna Ilaihi roji’un. H. Siras Santoso, Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Ngawi, meninggal dunia Minggu (24/01/2020) pagi, setelah diperkirakan terkena serangan jantung mendadak. “Maafkan bapak apabila punya salah dan dosa kepada semuanya,” tutur Wawan, putra dari almarhum di rumah duka.
Menurut Wawan, sebelumnya almarhum tidak mengeluhkan kesehatan yang mengkhawatirkan. Sehari sebelumnya sempat keluar kota mengurus pekerjaan bersamanya. Aktiftas di rumah juga seperti biasa. Minggu pagi almarhum sempat mengeluh masuk angin, keluar keringat dingin. Lantas keluarga melarikan ke Rumah Sakit Santa Clara Madiun. Di parkiran rumah sakit, almarhum sudah terlihat tidak ada reaksi. Oleh dokter langsung diperiksa di dalam mobil. Dokter meinyatakan sudah meninggal. “Jadi belum sempat diturunkan dari mobil, almarhum langsung dibawa balik pulang,” ujar laki-laki yang juga kepala dusun ini.
Semua warga yang mengenal almarhum tersentak kaget. Tidak percaya dengan kabar duka itu. Apalagi setiap dini hari, pukul 02.00, almarhum selalu membangunkan warga desa melalui loudspeaker (pengeras suara) moshola pribadinya tanda ajakan melaksanakan sholat malam (tahajud). Load speaker ini terdengar hingga di luar wilayah Desa Budug Kec. Kwadungan. Sempat ketika almarhum keluar kota, loudspeaker tak bersuara sebagaimana biasa, warga protes. “Gara-gara Mbah Siras keluar kota, pengeras suara tidak bunyi bangun saya sudah waktu subuh, saya tidak bisa sholat tahujud,” tutur warga setempat.
Ternyata bukan hanya membangunkan sholat malam, kebiasaan almarhum membunyikan loudspeaker berupa ‘qiro’ itu juga membangunkan warga yang biasa berangkat kerja dini hari. Seperti lainnya, ada yang protes jika loudspeker mushola tidak disetel waktu dini hari. Ajakan sholat tahajud selalu dilakukan rutin tiap sekiar jam 02.00 an dini hari lewat grup-grup WA, maupun WA apri.
Bupati Ngawi terpilih Ony Anwar merasa kehilangan dengan meninggalnya Mbah Siras. Almarhum bisa bergaul dengan siapapun. Meskipun sudah usai diatas 60 tahun, semangatnya luar biasa. Yang mudah kalah. Terlihat masa hidupnya diabdikan di organisasi. “Orangnya supel, punya semangat tinggi dalam bekerja, suka berorganisasi,” kata Ony pada cakranews.net.
Hingga meninggal, almarhum masih aktif sebagai Ketua MPC Pemuda Pancasila Ngawi, Ketua Gabungan Pengusaha Kontruksi Nasional (Gapeknas) Ngawi, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Ngawi. Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Ngawi, Ketua Gerakan Masyarakat Peduli korupsi (GMPL) Ngawi, Ketua Federasi Olahraga Karate Indonesia Ngawi. Dia aktif di organisasi Nahdatul Ulama. Menjadi Ketua Pengusaha NU Ngawi. Pernah terjun ke parpol sebagai Ketua Partai Patriot.
Sementara Ketua DPC Ikatan Advocat Indonesia (IKADIN) Ngawi Dito mengatakan, beberapa bulan sebelum meninggal, almarhum sempat mengajak untuk mendirikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Meski belum terwujud, gagasan almarhum hal yang sangat mulia. Menurut Dito, begitu kenal, almarhum sudah terlihat familiar. “Sosok kebapakan banget, religius, rendah hati dan teguh dalam prinsip. Selama hidupnya dijalani penuh dedikasi, ikhlas serta tawakal. Disakiti orang . diam. Malah berbuat baik pada orang yang menyakiiti dengan ikhlas. Malah berusaha menutupi, bahkan berkorban untuk mengatasi masalah orang lain,” kata pengacara yang sering menyelesaikan berbagasi kasus hukum di Ngawi dan di luar Ngawi ini.
Hari Subagio, Wakil Ketua MPC PP Ngawi mengakui banyak kebaikan pada diri almarhum. Semasa hidupnya, diabdikan sebagai pengawal Pancasila di Ngawi. Selalu di depan untuk mengajak generasi muda dan tua mengawal Pancasila dari rongrongan paham-paham lain. Preman pun tunduk, patuh padanya karena kebapakan dan kepemimpinannya.
“Semasa hidup, almarhum sosok bapak yang mampu membina, membimbing, sekaligus membantu generasi muda kab. Ngawi yang beragam dalam satu wadah ormas PP. Tiga periode menjabat Ketua MPC PP dan belum yang lain. Mampu merangkul semua lapisan masyarakat tanpa membedakan suku agama- ras, sekaligus ringan tangan dalam membantu masyarakat yang tidak mampu, dengan kemampuannya yang luar biasa. Selaku tokoh masyarakat Ngawi sudah banyak sumbangsihnya terhadap berbagai elemen masyarakat, baik berupa pikiran maupun dana,” ujar Hari Subagio.
Menurut Dwi Cahyono, almarhum sosok yang patut diteladani dalam hal silaturrahmi, kejujuran dan semangat kerjanya. “Saya kenal waktu berjalannya partai patriot dan Pemuda Pancasila sebagai sosok yang familiar terhadap siapapun, sebagai orangtua yang selalu mengingatkan akan kejujuran dan keteladanan dalam sikap perilaku keseharian. Semoga bisa mengikuti kebaikan[kebaikan almarhum semasa hidupnya. Amalan-amalan almarhum, istiqomah tahajud, ibadah , amalan sholat dhuha dan lainnya,” tandas Dwi. (rto)
Posting Komentar