CAKRANEWS.NET, NGAWI--Musim Pandemi
covid-19 tak menyurutkan Padepokan Seni Budaya ‘Putri Wangi’, terus
menghidupkan seni budaya sekaligus mengumpulkan para seniman. Tak tanggung-tanggung,
dua hari dua malam, menggelar wayang kulit menampilkan 20 dalang dari berbagai kota. Para dalang Mereka sudah
punya nama di dunia seni perdalangan. Puguh Setyo Nugroho, Ketua Padepokan Putri Wangi
Gelar wayang kulit tersebut dikemas dengan titel Spektakuler wayang kulit Hari Wayang Nasional (HWN) 2020. Tepatnya di pusat padepokan Dusun Ngisor Desa Kedung Putri Paron Ngawi (9-10/11/2020). Diantara dalang yang tampil Ki Anom Dwi Kangko, Ki darto, Ki Verian Labdo, Ki Nabil Ekhri, Ki Arif Wibowo, Ki Kesa Putra Winardi, Ki Sungkono Gondo Sudarmo, Ki Mudho Wibowo, Ki Putut Puji Agus Seno, Ki Aditya Krisna, Ki Nakmas Arya, Ki Lasno Pujo Karsono, Ki Tegar, Ki Dimas Panjalu, Ki Eloedohan. Ki Yoni Bharata, Ki Bagus Aradil Rinengku, Ki Gilang Pandu Permana, Ki Grendi Damara Zulfar Syah, Ki Widodo. Boleh dikata, tampilnya 20 dalang dalam dua hari dua malam ini layak masuk Museum Rekor Indonesia (MURI)
“Alhamdulillah, gelar spektakuler wayang kulit memperingati Hari Wayang Nasional ini lancar. Ini berkat dukungan para seniman dalang, seniman lain, Pak Ony, Pak Antok, Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Olah Raga Ngawi, Ikatan Advocad Indonesia Cabang Ngawi,” ujar Puguh Prasetyo, Ketua Padepokan Putri Wangi.
Sebelum gelar wayang kulit ini, Putri Wangi sukses menggelar streaming langsung gelar campursari beberapa kali, digandeng Sakti dalam program yang dikemas dengan acara ‘Demangsari’ (Dagelan Campursari). Sedangkan awal Nopember 2020, diundang TVRI di Surabaya tampil dalam acara campursari.
Karena Pandemi Covid-19, lanjut Puguh, gelar wayang kulit ini tidak mengundang masyarakat luas. Namun warga masih saja ingin melihat secara langsung. Padepoan Putri Wangi menampilkan secara virtual secara langsung lewat streaming maupun youtube. https://youtu.be/VS8V_h0-mHg, https://youtu.be/Kd2CIqweRoI.
Menurut Puguh, negara Indonesia kaya akan kebudayaan. Tumbuh di masyarakat dengan berbagai ciri khas yang berbeda. Munculnya peradaban dan pengaruh dari berbagai kebudayaan asing terjadi asimilasi dengan kebudayaan lokal karena Masyarakat ramah dan hangat membuat kebudayaan asing mudah diterima oleh masyarakat. “Salah satu contoh produk kebudayaan Indonesia adalah wayang kulit, yang mana mendapat pengaruh Agama Hindu dari India. Nilai-nilai luhur yang ditanamkan sejak dulu oleh nenek moyang dipegang teguh oleh masyarakat dalam kehidupan,” ujar Puguh.
Dalam perjalanannya, kebudayaan tradisional mulai luntur karena pengaruh kebudayaan Barat. Generasi muda lebih memilih kebudayaan modern. Padahal jika ditelaah kebudayaan Barat tidak cocok dikembangkan masyararakat Timur, menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan.
Pemerintah sudah berusaha untuk mempertahankan warisan kebudayaan Tradisional, seperti halnya Wayang, bahkan Wayang Kulit masuk dalam daftar kebudayaan warisan dunia oleh UNESCO (United Nations Education Science Cultural Organization). “Sudah sepatutnya sebagai generasi muda kita wajib melestarikan Wayang Kulit sebagai warisan Nusantara,”
Ditegaskan Puguh, salah satu cara untuk melestarikan Wayang Kulit adalah mengadakan pagelaran Wayang Kulit memperingati .HWN 2020. Ini adalah moment yang tepat untuk mengadakan pagelaran Wayang Kulit karena mengadung nilai kejuangan, nilai pengorbanan, nilai religi yang tinggi. “ Pagelaran ini bagian dari melestarikan wayang kuli agar tumbuh dan lestari di masyarakat,” ujarnya. (rto)
Posting Komentar