* Diskusi Kolaborasi Lintas Generasi Korp PMII Putri Ngawi
CAKRANEWS.NET, NGAWI—Banyak persoalan dihadapi ketika wanita berkiprah dalam pergerakan. Bukan hanya soal gender, namun masalah kodrati sebagai wanita juga menjadi pemikiran. Satu sisi harus memegang teguh kewajiban sebagai wanita, di sisi lain wanita ingin terus berperan dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan bidang lainnya. Karena itu, bagaimana menyelaraskan kedua sisi itu agar bisa berjalan seiring sehingga antara kewajiban kodrati dengan pergerakan bisa saling mendukung.
“Harapan kita Jadi
wanita hebat yag kuat, muslimah sejati, karena setiap wanita akan jadi ibu dimana
kata-katanya akan jadi do'a mustajabah. Punya akhlak yang
baik, jaga kehormatan akhlakul karimah sebagai perempuan, punya ilmu agar dihargai
di masyarakat” kata Enni Aslihatul
Kirom, mantan Ketua Pengurus Cabang Korp Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Putri Kota Surabaya, saat menjadi pembicara di acara diskusi kolaborasi alumni Kopri PMII “Strategi Perempuan Bijak dalam
Bergerak” di BLK Al Azhar
Jambangan Paron diselenggarakan PC Korp PMII Putri Ngawi.
Menurut alumnus Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya—sekarang UIN Sunan Ampel, tetap harus diingat bahwa wanita memiliki kodrat sebagai seorang muslimah. Jadilah perempuan yang hebat dan tangguh, karena di dalam jiwa perempuan yang hebat dan tangguh akan melahirkan generasi yang hebat dan tangguh pula dan wanita memiliki kedudukan yang setara dengan laki-laki. "Kalau orang lain bisa, pasti saya bisa. Wanita harus tetap bergerak, meskipun dalam lingkup atau komunitas di sekitar. Pelajari dan terapkan dalam kehidupan, bersosialisasi dengan masyarakat, maka dengan menjadi PMII dan bisa memanfaatkan semuanya dengan baik, pasti akan berguna di kehidupan selanjutnya,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan,banyak persoalan yang harus diperjuangan Kopri PMII. Masalah gender yang belum tuntas, kesejahteraan perempuan, lapangan kerja, keluarga, kekerasan terhadap perempuan, kesehatan dan reproduksi, politik, keamanan, budaya ekonomi dan masih banyak persoalan di masyarakat, bangsa dan negara.. “Persoalan perempuan tidak cukup diperjuangkan oleh perempuan, tapi juga oleh kaum pria, oleh semua yang peduli terhadap kepentingan perempuan. PMII Putri memiliki peran besar memperjuangkan persoalan dan kepentingan perempuan,” tandasnya.
Hal Senada diungkapkan Erna Tri Utami, mantan ketua Korp PC PMII Putri Ngawi. Menurut Erna, yang harus dilakukan dalam menyusun strategi dalam gerakan wanita adalah memahami lingkungan sekitar. Misal di kegiatan pondok, masyarakat umum dan lainnya. Kembangkan minat bakat dan diri sesuai passion. Tanamkan tanggung jawab, ulet dan pantang menyerah agar tidak stagnan, tidak diam di tempat, rajin belajar, selalu up date dengan informasi bukan informasi hoax. “Perempuan sudah ditakdirkan punya keistimewaan, tinggal kita saja yang menjalankan untuk terus bergerak melakukan pembelajaran dan perubahan, “ ujarnya Erma.
Ketua PC Korp PMII Puitri Ngawi Samsiani menambahkan, PMII harus mengembangkan potensi kader dalam berfikir agar dapat bergerak sesuai dengan arus pergantian zaman dan juga tetap berpedoman Ahlussunah wal jama’ah. “Dengan potensi itu seorang kader putri dapat menjadi pimpinan bagi organisasi ataupun kegiatan yang lainnya,” kata Samsiani.
Sebagai perempuan, lanjutnya, harus mampu menempatkan kodratnya namun harus berperan dalam memperjuangkan kepentingan perempuan dan umat dengan langkah-langkah yang strategis. “Perempuan sudah ditakdirkan memiliki keistimewaan sehingga tinggal kita sebagai pribadi mengolah dan memanfaatkannya untuk menyusun strategi dalam bergerak di berbagai bidang yang kita miliki dengan terus belajar dan mencoba,: katahnya.. (*)
Laporan : Al Kafi Syifa’ul Mawaddah dan Nur Aini Fatimah
Posting Komentar