Penulis: Enni Aslihatul Kirom, Guru MTs.Negeri 3 Ngawi Jawa Timur
BOLEHLAH
Guru
berpendapat bahwa proses kegiatan belajar mengajar (KBM} lewat online itu sungguh merepotkan bagi siswa dan
orangtua. Bahkan ada guru dengan lugu
mengaku ‘tersiksa’. Penyebabnya bukan diterapkannya kebijakan
sistem pembelajaran dalam jaringan, namun itu semua karena faktor belum terbiasanya guru maupun siswa melakukan proses
KBM dengan online. Yang membuat guru puyeng tujuh keliling adalah hambatan
berkomunikasi dengan siswa. .
Masih ada siswa
tidak punya smartphone/handphone.
Memiliki handphone namun dianggap jadul alias tidak canggih. Sehingga tidak
bisa video call-an, tidak bisa mengirim gambar, tidak bisa mengunduh aplikasi
program e-learning, skype, zoom atau aplikasi pembelajaran online lain. Saat
Ujian Akhir Sekolah/Madrasah (UAS/UAMBKS/PAT) guru tidak bisa tenang sebab ada
beberapa siswanya yang tidak on time saat jam pembelajaran online. Alasannya
beberapa hal: Orangtua belum mampu membelikan smartphone, tidak punya kuota
pulsa paketan.
Orangtua belum
membelikan smartphone dan pulsa paketan. Orangtua belum punya uang,
keterbatasan ekonomi. Malahan ada
orangtua terpaksa mengajak anaknya untuk memancing ikan, padahal sedang ujian. Cara ini tidak lain untuk menghibur anak Karena
belum bisa membelikan pulsa paketan.
Ada lagi punya kuota,
punya pulsa paketan tetapi tempat
tinggalnya tidak ada sinyal kuat atau
sinyal sering muncul-hilang muncul-hilang. Ada saja hambatan berkomunikasi dalam KBM lewat online. Itulah fakta yang terjadi.
Smartphone standart/canggih,
pulsa paketan dan sinyal kuat adalah sarana pendukung yang sangat dominan dalam
proses KBM online. Tidak ada atau tidak punya
smartphone tipe standart tentunya tidak bakal bisa terlibat dalam proses
KBM online. Begitu juga fasilitas kuota pulsa paketan, jaringan wifi jadi sarana
utama dalam proses KBM online.
Jika sarana pendukung
tersebut tidak ada, atau tidak diatasi, maka komunikasi guru dengan siswa tidak
akan terjadi. Gagal sudah tujuan pembelajaran online yang diharapkan. Menghadapi
kondisi seperti itu, upaya guru adalah ‘memaksakan’ anak memiliki smartphone, harus
punya paket pulsa dan harus cari lokasi yang ada sinyal kuat. Persoalan lain, ternyata anak PAUD/PIAUD dan siswa SD banyak yang belum bisa mengoperasikan komputer atau program aplikasi pembelajaran online. Akhirnya orangtua yang mengerjakan. Ini persoalan yang harus dipikirkan guru dan sekolah.
Karena itu ke depan, pembelajaran dalam jaringan atau KBM lewat
online harus benar-benar dipikirkan sejak dini agar kendala atau hambatan itu
tidak terjadi. Pertama, Guru dan siswa harus dibiasakan untuk
melakukan KBM lewat online secara periodik.
Kedua, KBM online masuk dalam
pendukung pelaksanaan kurikulum. Ketiga, ada standart
penggunaan aplikasi pembelajaran online secara periodik dan kontinyu,meskipun
sekolah tatap muka sudah normal kembali. Keempat,
harus ada pelatihan KBM lewat online
yang sederhana kepada guru untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Kelima, jika perlu ada penyusunan
materi pelajaran untuk KBM lewat online agar
proses KBM berlangsung efektif
dan efesien.
Harapan dari upaya diatas .agar anak didik terlibat aktif dalam proses KBM lewat online. Meskipun KBM
melalui online memangkas komunikasi
tatap muka antar guru dengan
siswa secara drastis. Komunikasi vice to
vice (tatap muka) masih dianggap cara ampuh bagi guru dalam mentransfer ilmu
pengetahuan. Siswa lebih cepat menyerap materi pelajaran dengan tatap muka daripada
dengan pembelajaran online. Disamping
itu guru harus melakukan pendekatan emosional apabila siswa menghadapi
persoalan.
Presiden Joko Widodo telah memberi sinyal
dengan memberi izin masyarakat
*beraktivitas dan berdamai dengan Covid-19 *
fasilitas umum dibuka, termasuk sekolah akan dibuka. Rencananya 15 Juni
2020, tempat-tempat kebudayaan dan sekolah mulai dibuka kembali dengan tetap
menerapkan social distancing dan beberapa penyesuaian. Namun KBM lewat online
dipastikan masih akan berlangsung dalam proses kehidupan new normal. Pasca
wabah Covid-19 adalah ‘PR’ bagi dunia pendidikan untuk membangun proses KBM tidak hanya tatap muka tapi juga
KBM lewat online. sehingga cita-cita
mencerdaskan generasi bangsa yang berbudi pekerti, berakhlakul karimah tetap terwujud.Dukungan dan perhatian orangtua dan berbagai pihak sangat dibutuhkan selama KBM online.berlangsug (*)
Posting Komentar