---MUTIARA
RAMADAN--
Samsul
Hadi, Pimpinan
Cabang LTM-NU Ngawi & Ketua Lembaga Sertifikat
Profesi (LSP) SMK Kesehatan BIM Ngawi
CAKRANEWS.NET--MUSIM kebaikan itu
telah hadir di tengah-tengah kita. Musim maghfirah dan rahmah itu telah berada
di depan mata. Akan tetapi, musim pandemi Covid-19 belum juga beranjak dari
kita. Wabah ini masih terus menyerang kita. Ya, Ramadhan telah tiba, tapi
Corona masih terus mewabah tiada hentinya.
Situasi saat ini memang berbeda tidak seperti biasanya. Keadaan di sekitar
kita pada Ramadhan tahun ini mungkin tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kondisi perekonomian sebagian besar masyarakat pada Ramadhan tahun ini
mengalami penurunan dan terus melemah.
Situasi dan kondisi memang berubah. Tapi hati kita tidak boleh berubah.
Dalam menyikapi perkembangan terkini, sesulit apa pun keadaannya, hati tidak
boleh goyah dan iman tidak boleh melemah. Mari kita terus mengasah senjata
sabar dan syukur kita. Inilah saatnya kita diuji oleh Allah, apakah kita
betul-betul memiliki sifat sabar dan syukur ataukah sabar dan syukur selama ini
hanya slogan di bibir saja.
Kita perlakukan Ramadhan tahun ini sebagaimana kita memperlakukan Ramadhan
tahun-tahun sebelumnya. Kita raih ampunan, keberkahan, rahmat Allah dan
pembebasan dari api neraka pada Ramadhan ini sebagaimana hal itu juga kita
lakukan dengan penuh semangat pada Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Semangat
ibadah kita harus tetap membaja. Api motivasi kita harus senantiasa menyala.
Gairah kebajikan dalam diri kita harus selalu kita jaga. Ibadah bisa dilakukan
di mana saja. Jika tidak memungkinkan di masjid dan mushalla, maka dapat
dilakukan di rumah bersama keluarga.
Pada
Ramadhan tahun ini, kita tidak hanya berjuang melawan godaan syetan dan hawa
nafsu, tapi kita juga sedang berlaga di medan perang melawan keadaan. Keadaan
yang membuat banyak orang menjadi panik, takut, resah, susah, risau, galau,
khawatir, ketar-ketir, waswas, mencaci, memaki, mencerca, tidak sabar dan tidak
bersyukur. Kita tidak boleh kalah dengan keadaan.
Kita
kalahkan keadaan dengan menjaga hati. Hati kita harus tetap jernih, tidak boleh
terkotori dengan limbah-limbah kepanikan dan ketakutan. Hati kita tidak boleh
dilanda kepanikan dan ketakutan, tapi harus tetap menjaga kewaspadaan. Ibadah
jangan ditinggalkan, tapi protokol kesehatan juga jangan diabaikan. Ikhtiar
lahir tetap dijalankan, tapi tawakal kepada Allah jangan sampai menjauh dari
hati kita.
Kita lakukan ibadah di bulan Ramadhan dengan imanan wahtisaban, agar kita
meraih ridla Allah dan memperoleh pengampunan dosa dari-Nya. Kita lakukan
ibadah dengan iman yang kokoh dan niat semata-mata karena Allah.
Iman yang
kokoh artinya beriman bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang wajib disembah,
Dialah yang menciptakan segala sesuatu, tidak membutuhkan kepada segala
sesuatu, menakdirkan segala sesuatu, menghendaki terjadinya segala sesuatu dan
berbeda dengan segala sesuatu. Apa pun yang terjadi adalah kehendak-Nya. Apa
pun yang berlaku adalah takdir-Nya. Kita yakini bahwa di balik setiap kejadian
pasti ada hikmah, pelajaran dan makna yang terkandung di dalamnya.
Niat karena
Allah, artinya niat semata-mata mengharap ridla dari Allah. Bukan karena ingin
mendapatkan pujian dari sesama hamba. Bukan karena ingin mendapatkan simpatik
dari teman dan tetangga. Murni karena Allah. Bukan karena yang lain.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Maknanya: “Barangsiapa yang berpuasa
di bulan Ramadhan karena dilandasi oleh iman dan niat semata mengharap ridla
Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (H.R. al-Bukhari)
Beliau juga bersabda:
Maknanya: “Barangsiapa yang
menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan shalat-shalat sunnah (dan ibadah-ibadah
yang lain) karena dilandasi oleh iman dan niat semata mengharap ridla Allah,
maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (H.R.
Al l-Bukhari)
Al l-Bukhari)
Marilah kita lakukan berbagai ibadah di bulan Ramadhan dengan iman yang
benar, niat yang benar dan tata cara yang benar. Kebenaran iman, kebenaran niat
dan kebenaran tata cara hanya dapat terwujud jika kita berilmu. Oleh karena
itu, jangan bosan mengkaji ilmu agama. Karena ilmu agamalah yang akan menuntun
kita untuk menapaki jalan kehidupan di dunia ini dengan selamat dan menunjukkan
kepada kita jalan untuk meraih derajat takwa. (*)
Posting Komentar