![]() |
LaNayala mendapat penjelasan dari Direktur Pindad |
CAKRANEWS.NET, BANDUNG--Pemerintah pusat diminta segera menugaskan PT Pindad Persero memproduksi massal
alat bantu pernafasan atau ventilator yang sangat dibutuhkan rumah sakit di
seluruh Indonesia, terutama rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Mengingat
harga .sangat murah bila dibanding produk impor.
Hal itu diungkapkan Ketua
DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti . dalam kunjungan kerjanya ke kantor pusat
PT Pindad Persero di Bandung, Senin (20/4/2020). LaNyalla didampingi Senator
dari daerah pemilihan Jawa Barat, Oni Suwarman dan Eni Sumarni. Sementara dari
PT Pindad Persero tampak hadir Direktur Utama Abraham Mose dan Direktur Utama
PT Pindad Enjiniring Indonesia, Sena Maulana serta jajaran direksi Pindad
Medika Utama.
“Harga yang ditawarkan
Pindad jauh di bawah harga produk impor. Dan komponen bahan bakunya, 100 persen
lokal. Bayangkan harga produk impor sekarang bisa mencapai 900 juta hingga 1
milyar rupiah. Sementara Pindad bisa buat dari yang paling sederhana di angka
10 juta rupiah hingga yang paling mahal di angka 100 juta rupiah. Saya rasa,
kalau pemerintah serius dalam penanggulangan Covid-19, segera tugaskan Pindad
untuk produksi massal, dan distribusikan ke rumah sakit di 34 provinsi di
Indonesia,” tandas LaNyalla, Senin (20/4/2020).
Perlu diketahui, PT
Pindad Persero telah menyiapkan dua produk ventilator. Yang pertama, Ventilator
Resusitator Manual (VRM) dan serta dua type Ventilator Covent-20. Yakni type
CPAP (oksigen terapi) dan type CMV (pasien gagal nafas). Untuk VRM dipatok di
harga Rp. 10 juta. Sedangkan Covent-20 CPAP di kisaran Rp. 60 juta dan
Covent-20 CMV di angka Rp. 100 juta.
Dijelaskan Direktur
Utama PT Pindad Persero Abraham Mose, untuk type VRM murni hasil kreasi Pindad.
Sedangkan Covent-20, hasil kerjasama PT Pindad dengan Universitas Indonesia.
“Untuk type Covent-20 cocok digunakan untuk pra-rumah sakit, intra-rumah sakit,
antar-rumah sakit, dan transportasi atau mobile,” paparnya saat menerima Ketua
dan Senator DPD RI di kantor pusat PT Pindad Persero.
Senada dengan LaNyalla,
Senator Oni Suwarman menyatakan pandemi Covid-19 bukan hanya terjadi di
kota-kota besar di Pulau Jawa, tetapi sudah merata di seluruh provinsi di
Indonesia. Sementara kesiapan rumah sakit, khususnya terkait dengan
ketersediaan ventilator sangat tak sebanding dengan jumlah pasien. “Dan kalau
faktanya produk ini lebih jauh lebih murah daripada impor, mengapa tidak
langsung dieksekusi untuk produksi?” tanya Senator yang meraih 4,1 juta suara
di Jabar itu.
Sebelumnya, dalam
sambutannya, LaNyalla membeberkan beberapa langkah sejumlah negara tetangga di
Asia Tenggara, seperti Filipina, Malaysia dan Thailand yang sangat serius dan
bergerak cepat menanggulangi wabah ini. “Bahkan Kongres Filipina menyetujui
kewenangan lebih besar dan cepat kepada pemerintah untuk memperkuat ketahanan
di sektor kesehatan dengan memberi wewenang untuk secara paksa menggunakan
sejumlah fasilitas dan utilitas publik untuk penanganan pandemi Covid-19,”
urainya.
Dikatakan LaNyalla, ada
tiga ketahanan nasional negara. Selain ketahanan pangan dan energi, adalah
ketahanan di sektor kesehatan. “Hari ini kita harus cepat dan serius melakukan
semua upaya untuk mempertahankan ketahanan di sektor kesehatan. Tentu tanpa
melupakan penanganan dampaknya. Seperti jaring pengaman sosial dan ekonomi,”
ungkapnya. Ketahanan kesehatan, lanjut LaNyalla juga meliputi perlindungan
kepada tenaga medis, baik dokter maupun perawat dan seluruh tenaga kerja yang
terlibat di rumah sakit.
Kepada Ketua dan
Senator DPD RI, Abraham Mose juga menitipkan aspirasi terkait ketahanan sektor
kesehatan juga perlu dipikirkan penguatan di sektor industri hulu. Seperti
tabung oksigen untuk rumah sakit yang spesifikasinya berbeda dengan tabung LPG.
“Kita bisa memproduksi, tetapi bahan baku platnya yang ternyata harus impor.
Ini kami titipkan aspirasi dari kami,” tandas Abraham, yang berhasil memasok
350 unit kendaraan tempur ANOA 6x6 untuk pasukan perdamaian PBB. (*)
..
Posting Komentar