Oleh: Al Kafi Syifa’ul Mawaddah, Anggota Cakra
Menulis Club,
Mahasiswi Pendidikan Agama Islam UIN Maliki
Malang
Di lingkup pendidikan perguruan tinggi, jangan dibayangkan kuliah hanya bertatap muka dengan dosen, mengerjakan tugas
dari dosen, membaca dan
meminjam buku di perpustakaan. Sederhananya mahasiswa ke kampus, kuliah,
pulang, dan seterusnya seperti itu. Monoton hingga wisuda, mendapat
gelar sarjana. Akhirnya mahasiswa sulit bersosialisasi dan terjebak dalam
rutinitas kampus dan mendapat selembar
ijazah. Tidak ada variasi selama dalam kehidupan kampus.
Padahal mahasiswa perlu soft skil, butuh kerja tim (team work), melatih berkomunikasi
di depan publik. Ikut kegiatan ekstra kampus. Apalagi pengalaman berorganisasi
adalah hal yang sangat penting untuk bekal ketika terjun di dunia pekerjaan,
lebih lagi di masyarakat.
Justru hakikinya di perguruan tinggi itulah ‘kawah candradimuka’ kehidupan kampus. Bagaimana menanamkan
kultur cara berpikir agar mahasiswa siap menghadapi kehidupan sebenarnya di masyarakat. Oleh sebab itu, di
perguruan tinggi juga terdapat wadah untuk mengembangkan kemampuan setiap mahasiswa.
Salah satunya . Nahdlatul Ulama (NU),
. Organisasi kemasyarakatan dan sosial berbasis agama dengan ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah
(Aswaja) ini
diharap tumbuh di lingkungan pendidikan perguruan tingggi. Salah satu wadah yang
membentuk mahasiswa bagaimana cara ia menghadapi
kehidupan yang sesungguhnya di kemudian hari.
Di Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim
Malang, atau biasa orang menyebut dengan UIN Malang, terdapat Pimpinan
Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama(IPNU) dan
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama(IPPNU) yang lahir pada tahun 2004.
Sejarah berdirinya PKPT di UIN Malang ini dikarenakan
kala itu banyak mahasiswa UIN Malang yang juga santri lulusan dari pondok-pondok
pesatren yang bingung dengan kehidupan perkuliahan dan organisasi kampus. Tidak
ada organisasi yang mempelajari ranah kultur dan etika.Selain itu, mahasiswa
masih mengikuti organisasi keislamaan yang bukan Nahdlatul Ulama, sehingga
mereka berinisiatif ingin mendirikan PKPT di UIN Malang. Memang ketika itu belum ada organisasi bidang
keagamaan yang berpegang teguh ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Maka dari situlah,
mahasiswa-mahasiswi alumni pondok pesantren berinisiatif mendirikan
organisasi agama Islam yang berbasis santri di bawah naungan Nahdlatul Ulama’
(NU).
Tahun 2004 beberapa tokoh NU UIN Malang
mendirikan Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajaran Nahdlatul
Ulama’ dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’yang disingkat dengan PKPT
IPNU-IPPNU.Kemudian untuk kegiatannya saat itu, dilakukan dengan keliling dekat kampus
mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama’ (NU) bersama warga hingga terus
berkembang sampai sekarang untuk menghidupkan Nahdlatul Ulama’ baik di kalangan
mahasiswa maupun masyarakat.
Dalam hal kegiatan, saat itu kegiatan dilakukan bukan di dalam kampus, melainkan
di luar kampus. Karena ini dilakukan berujuan agar menghidupkan kultur Nahdlatul Ulama’di
masyarakat. Kegiatan ini terus dilakukan dan berkembang hingga sekarang. Bersama warga di
luar kampus juga kaum dhu’afa mengadakan rutinan tahlilan bersama, sekitar tahun
2010.
Periode 2010 sampai 2011, perjalanan IPNU dan IPPNU UIN Maliki
Malang sempat
mengalami semacam kevacuman, boleh dikata ada tapi seolah tiada. Karena waktu itu sedikit dari anggota yang mengikuti
kegiatan rutinan. Kendati diadakan rutinan, yang hadir hanya rekan
maupun rekanita itu-itu saja. Namun, Alhamdulillah, masih banyak pula yang tetap mengupayakan
agar IPNU-IPPNU di Universitas Islam Negeri Malang ini tetap ada dan hidup
berkembang sesuai perkembangan zaman. Setelah melewati masa-masa sulit tersebut,
kegiatan organisasi ini tetap berjalan.
Dalam perjalanan organisasi mana pun, tentu pernah mengalami pasang surut. Tak hanya sekali
dua kali, tapi juga beberapa kali. .Pasang surut ini, membuat anggota memutar otak, mencari berbagai cara agar
dapat mempertahankan eksistensi organisasi. Menggelar Kegiatan-kegiatan
yang bervariasi dan .penuh daya tarik . sehingga anggota istiqomah.
Tahun 2016,
antusiasme mahasiswa untuk mengikuti IPNU-IPPNU luar biasa. Membeludak sampai kurang lebih 300 peserta . mengikuti Masa Kesetiaan Anggota atau yang biasa disebut
dengan MAKESTA. Ini berjalan sampai kurang lebih 2 tahun. Kemudian tahun 2018
pendaftar MAKESTA sekitar 270-an mahasiswa.
Dengan membeludaknya anggota, yang saat itu
juga didirikan pengurus fakultas yang terdiri dari empat Pimpinan Anak
Komisariat Perguruan Tinggi (PAKPT), yaitu fakultas Tarbiyah, Saintek, Ekonomi,
dan Humaniora. Dari PKPT kemudian terbagi menjadi empat PAKPT, yaitu PAKPT
Abdur Rahman Wahid yang beranggotakan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, PAKPT KH. Hasyim Asy’ari dari Fakultas Humaniora, PAKPT KH. Wahid
Hasyim yang beranggotakan mahasiswa dari Fakultas Syariah, dan PAKPT KH. Abdul Wahab
Hasbullah yang terdiri dari empat fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas
Saintek, dan Fakultas Psikologi.
Maka, . sejarah PKPT IPNU-IPPNU UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang sejak pertama berdiri sampai saat ini yang masih eksis berpartisipasi
mewadahi mahasiswa. Mereka ingin lebih dekat dengan Nahdlatul Ulama’ dan terus mengkaji ajaran Ahlus Sunnah
Wal Jamaah, dan akan lebih baik jika dapat menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat.
Organisasi
IPNU-IPPNU di Kampus ini sangat bermanfaat
bagi mahasiswa. Sebagai kader IPNU-IPNU, mahasiswa diharapkan berpartisipasi aktif
mengembangkan organisasi Nahdlatul Ulama' dengan memberikan pemahaman dan membangun kultur Ahlus Sunnah Wal Jama'ah di kalangan kampus dalam kehidupan sehari-hari, baik secara harakah (gerakan), fikrah (pemikiran), amaliah (cara beribadah) sesuai tujuan
Nahdlatul Ulama'.
Keberadaaannya menjadi
rahmatan lil ‘alamiin bagi kehidupan kampus, masyarakat, bangsa dan negara. IPNU-IPPNU hadir di kampus untuk kader-kader intelektual muda NU dalam
menyosong kehidupan masa depan yang
berakhlak dan berkarakter
Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) (*)
.
Posting Komentar