![]() |
Ki Lawu Maospati |
CAKRANEWS.NET- RIBUAN tikus, juga diperkiraan
jutaan ekor, menyerang lahan sawah
petani di Ngawi Jawa Timur, bahkan lahan
sawah petani kota lainnya. Tanaman
padi hektaran yang baru ditanam dibabat, bak mesin pemotong dalam semalam tanaman padi rusak habis dilalap pangkal tanamnya. Petani
menangis, sedih bahkan tenger-tenger
(bingung) menghadapi hama tikus yang
berpesta pora di lahan pertanian. Padahal padi jadi gantungan nafkah petani, tiap 3-4 bulan baru bisa
dipetik hasilnya. Berbagai cara
telah dilakukan untuk menghentikan hama ‘den
bagus’—julukan tikus di masyarakat-namun masih saja ‘den bagus’ beraksi tanpa peduli, tanpa rasa takut,
padahal sudah ratusan ekor sudah dibantai
warga. Dari mana asal jutaan tikus itu? Ada fenomena alam apa munculnya
hama tikus? Ir. Edi Ristiono biasa dipanggil Ki Lawu-spiritualis dan pengasuh Padepokan Kemuning Bhakti Persada,
Maospati Magetan—mengungkap kejadian dari
sudut spiritual. Pandangan spiritual otak
atik gatuk nanging matuk (prakiraan tetapi mengena) itulah yang sering
diungkap menurut keilmuannya.
Tikus merupakan hama
tanaman di sawah terutama padi. Sejak jaman dulu, tikus ‘musuh bebuyutan’ para
petani. Petani menggunakan segala macam cara untuk memberantas, mengusir dan mengurangi hama
tikus. Ada yang memakai kabel listrik,
sawah dialiri listrik. Cara penyetruman ini memang bagus tapi kalo lengah nyawa
taruhannya. Karena sudah ada petani yang jadi korban tersengat listrik.
Penggunakan racun
tikus, tapi dampaknya buruk bagi lingkungan dan pencemaran bau bangkai tikus. Tak
kalah sadis adalah . perburuan tikus dengan cara setiap lubang tikus
dicangkul dan ketika tikusnya keluar
digebuk dengan pentungan sampai mati. Bahkan sampai dibakar yang dianggap jadi
sarang tikus Alhasil, semuanya tak
membuahkan yang diharapakan. Setiap tikus diburu dan dibunuh, bukannya
tikusnya habis bahkan seolah tambah
banyak. Meskipun tiap hari hasil perburuan tikus mendapatkan karungan , malammya tikus langsung menyerang dengan bala
bantuan yang lebih banyak. Sekejab sawah yang ditanami padi langsung habis dan
hitungan jam. Ada apa sebenarnya musibah
yang menimpa petani?
Tikus menurut orang Jawa merupakan binatang hama, tetapi selalu dikaitkan
dengan gaib. Makanya masyarakat Jawa menyebut tikus adalah bukan tikus tetapi
dengan sebutan DEN BAGUS. Orang Jawa jaman dulu percaya, segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini adalah
ada yang mengatur atau yang menata. Demikian juga tikus dan celeng (babi
hutan). Kepercayaan orang jawa tikus ada yang memerintah gaib yang disebut
DADHUNG AWUK.
Apabila tikus tikus ini
keluar, suatu pertanda akan datangnya LARANG PANGAN dan PAGEBLUK. Sebelum
peristiwa G30S/PKI, hama tikus merajalela dimana mana. Kala itu, Oeh petani, tikus dibunuh secara
kejam. Orang Jawa mengkaitkan hal ini dengan kepercayaan bahwa suatu saat
manusia nyawanya seperti nyawa tikus, tidak berharga sama sekali. Karena seseorang
membunuh sesam, seperti membunuh tikus.
Semoga ALLAH menjauhkan dari bencana kemanusiaan. (rto)
Posting Komentar