· * Hama
‘Den Bagus’ Tikus Fenomena Alam Apa? (4)
![]() |
Simbol ngruwat |
CAKRANEWS.NET--SIRNA ILANG KERTANING
BUMI. Bumi
gonjang ganjing., wong
golek pangan koyo dening gabah diinteri.
Itulah sebutan tahun kehancuran Mojopahit. Keadaan
Nusantara porak poranda. Kerajaan
yang besar terpecah belah karena perang saudara. Antara Bhre Kertabumi
dan Bhre Wikrama Wardana. Kali ini Ir. Edi Ristiono biasa dipanggil
Ki Lawu-spiritualis dan pengasuh
Padepokan Kemuning Bhakti Persada, Maospati Magetan—ingin meneropong
perjalanan sejarah Nusantara, selanut apa yang harus dilakukan pra pemimpin
negari ini? Apa yang dilakukan Joko Widodo sebagai orang nomer memimpin bangsa dan negara ini?
Kala perang suadara masa jelang kehancuran
mojopahit,, dimana-mana
banyak mayat bergelimpangan. Pekik kesakitan, jerit tangis kematian terdengar dimana mana. Lolongan suara serigala
pemakan mayat terdengar menyayat hati dimalam hari, burung burung gagak
berterbangan dengan suara gaok gaok
yang parau dipagi hari menjelang sore hari,lketika malam menjelang bulan
tertutup awan dan gerimis menyapu bumi nusantara.
![]() |
Ki Lawu Maospati |
Bau
amis darah bercampur air hujan mengalir menggenangi tanah dan mengalir menuju
sungai. Sungai berwarna merah dengan bau amis dan bau bangkai sepanjang
alirannya menuju ke laut
utara. itulah
gambaran terjadinya perang PAREGREG perang saudara yang menghancurkan persatuan
dan kesatuan kerajaan
Mojopahit dan berangsur-angsur menenggelamkan
kebesaran kerajaan
. Padahal dibangun dengan susah
payah oleh Raden
Wijaya. Tenggelam bersama panji-panji kebesaran yang
pernah dimiliki uluh
lantah. Tinggal puing puing tembok kerajaan dan reruntuhannya.Itulah perang. Dimana
mana perang tidak
ada untungnya apalagi perang sesama saudara.
Perang saudara dipicu oleh rebutan WARIS AN DAN REBUTAN
KEKUASAAN.
Orang
orang jaman dulu sering mengatakan warisan akan menjadikan saudara jadi musuh.
Orang lain menjadi saudara. Rebutan
kekuasan akan menimbulkan pertikaian yang tiada habisnya. Nafsu-nafsu serakah manusia
yang haus kekuasan bagai singa lapar. Adanya rebutan kekuasan
menyebabkan para penguasa negeri lupa akan mengurusi kawulanya sedangkan kawula
alit sangat menderita.
Untuk
itulah sejarah merupakan guru yang terbaik untuk kita pelajari, kita hayati.
Sejarah
merupakan contoh yang nyata untuk kehidupan sebelum nya. Sat ini Nusantara dan bumi
pertiwi menagis sedih melihat kelakuan kelakuan para penguasa negeri.
Dulu
nusantara yang GEMAH RIPAH LOH JINAWI (subur makmur dan tentram damai) berubah
menjadi GEMAH SRIPAH LOH KORUPSI
(sering
terjadi bencana dan subur makmur untuk korupsi). Belum lama ini terjadi banjir bandang
menghanyutkan segala yang ada. Angin
puting beliung memporak-porandakan
segalanya. Gempa
bumi saling susul menyusul,
hama
petani, penyakit
datang silih berganti. Geger
dan bentrokan sesama gerombolan.
saling
susul-menyusul dan
menimbulkan banyak korban harta benda dan nyawa.
Apakah
bumi nusantara ini sudah tua?
ataukah
ibu pertiwi ini sudah lelah ? Menurut ilmu TITI dan perhitungan TITEN dan
menurut perhitungan KALA CAKRA nusantara sudah waktunya dibersihkan dari segala
sukerto yang ada. Karena
sedikit banyak nafsu-nafsu
serakah manusia baik itu penguasa atau pun kawula akan berpengaruh kepada bumi
pertiwi. Untuk itulah bumi
pertiwi yang kita cintai ini harus diruwat ataupun dibersihkan supaya terlepas
dari bencana bencana yang akan terjadi.
Sebagai
manusia kita wajib ikhtiar lahir maupun batin. Dalam pelaksanaan
ruwatan nusantara yang dikenal dengan RUWAT PANCER PULUNG NEGARA harus
dilakukan orang yang benar benar ahlinya. Karena adanya
sesuatu tumbal yang akan ditanam di PANCA HARGA (5 gunung di jawa dwipa ini) Karena
TUMBAL tanah Jawa
yang pernah ditanam
oleh nenek moyang
di 5 gunung tersebut.
Sudah
waktunya di perbarui. Dengan RUWAT NUSANTARA PANCER PULUNG NEGARA, bumi pertiwi ini
menjadi kalis ing bebaya dan kembali gemah
ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja. RAKYATNYA BAHAGIA. PENGUASANYA menjadi
wakil Tuhan yang sebenarnya. (rto)
Posting Komentar