Bromo
obyek wisata legaendaris di Indonesia.
Bukan cuma kekuatan alamnya, namun
kekuatan budaya dan kemasan daya jelajah yang disuguhkan sangat menantang wisatawan. Dingin-dingin
‘empuk’, therapy spot
jantung jalan berliku banyak tanjakan,
badai pasir yang berisik. Apapun kondisi Bromo, tidak menyurutkan nyali
wisatawan. Toh nyatanya, Bromo semakin terus dikunjungi banyak wisatawan
domestik dan manca negara. Bromo punya daya magnet cukup besar terhadap
wisatawan.
“Disini
hampir tidak pernah sepi pengunjung.
Hari libur atau akhir tahun tambah ramai pengunjung,”tutur Sigit
Armandiansya, driver jasa mobil jeep Bromo kepada Cakranews.Net.
Praktis
jasa driver jeep dilakukan malam hingga pagi hari. Selebihnya untuk istirahat
atau melayani jasa angkut sayuran hasil bumi warga setempat. Ada lebih 800
jeep, khusus melayani wisatawan. Belum
terhitung jasa ojek yang jumlanhnya juga
ratusan.
Data
yang pernah dipublis Balai Besar Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (BB-TNBTS), tahun 2018 jumlah kunjungan wisatawan Bromo meningkat
dibanding tahun sebelumnya, mencapai 853 ribu lebih orang. Dari total tersebut,
828.247 wisatawan domestik, 24.769 mancanegara.
Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya. Luar biasa, penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNPB) mencapai Rp27,3 miliar.
Ada empat gerbang masuk ke kawasan wisata Bromo. Penanjakan
Pasuruan, Cemorolawang Probolinggo, Coban
Trisula Kabupaten Malang, Pendakian Ranu Pani, Lumajang. Empat pintu masuk
tersebut memudahkan pengunjung dari
berbagai penjuru.
Obyeknya
cukup lumayan mengusik keingintahuan
pengunjung. Pemerintah daerah setempat bersama
masyarakat, tak henti mengembangkan sejumlah lokasi yang bisa jadi obyek wisata
yang menarik.
Ingin melihat keindahan sunrise atau
matahari terbit dari puncak Bromo, bisa
di Penanjakan 1. Lokasi terbaik untuk menyaksikan matahari terbit. Ada lagi di Penanjakan 2. Keindahan kawah Gunung Bromo bisa dikunjungi
dengan berjalan kaki, atau berkuda. Namun saat ini, untuk melihat kawah harus tertunda, karena kawasan
ditutup demi kenyamanan pengunjung.
Segoro wedi (lautan pasir) terhampar. Yang menarik, Dari hamparan lautan pasir ini ada lokasi dinamakan pasir berisik, karena setiap waktu datang badai pasir yang tidak disangka-sangka datangnya. Badai tersebut menciptakan suara berisik. Oleh penduduk setempat dinamakan pasir berisik.
Segoro wedi (lautan pasir) terhampar. Yang menarik, Dari hamparan lautan pasir ini ada lokasi dinamakan pasir berisik, karena setiap waktu datang badai pasir yang tidak disangka-sangka datangnya. Badai tersebut menciptakan suara berisik. Oleh penduduk setempat dinamakan pasir berisik.
Badai pasir juga membawa debu lahar
dingin. Yang dikhawatirkan pasir dan debu lahar dingin itu mengenai mata, masuk
telinga atau saluran pernafasan. Pengunjung harus ekstra hari. Badai pasir sensasi yang menggoda lantaran seolah sedang berada di gurun Sahara. “Harus hati-hati kalau
ada
badai pasir,” ujar Sri Puji Astuti , Owner Cakranews.Net.
Nah, Banyak obyek, bagi pengunjung banyak pilihan. Banyak
pengunjung tentu banyak pendapatan yang
diraup oleh masyarakat maupun pemerintah daerahnya. Pendapatan meningkat berarti
ekonomi pun menggeliat. Orang Bromo
getol menggali potensi wisata di daerahnya sendiri. Tidak capek-capeknya
mengembangkan wisata.
Termasuk tekad terus menerus melibatkan
dan membangkitkan partisipasi masyarakat. Membangun obyek wisata Bromo tidak
mudah membalikkan tangan. Butuh waktu, butuh pikiran bersama, dan istiqomah
dalam mengembangkan pariwisata yang menjadi andalan empat kota, Pasuruan, Probolinggo, Malang dan
Pasuruan. (*)
Penulis
: Sugiharto
Posting Komentar