·
Hari Santri Nasional: Santri Untuk Perdamaian Dunia
![]() |
Singgah di rumah peninggalan KH Moh. sirodj Iljasy |
CAKRANEWS.NET , NGAWI-Ziarah ke makam
para wali dan ulama sudah jadi
tradisi turun menurun di masyarakat Ada
yang menyebut istilah arwahan, nyekar, kosar munggahan , ngalap berkah dan sebutan lainnya. Apapun istilahnya namun tujuan ziarah tidak lain mengingat kehidupan akherat,
mendoakan , mengenang jasa dan napak
tilas perjuangan semasa hidup para wali dan ulama. Itulah yang baru-baru ini dilakukan
para santri, sesepuh, kyai dan
ulama di empat makam
tokoh ulama Nahdlatul Ulama Ngawi,
melalui moment peringatan Hari Sanri Nasional (HSN) 2019.
Makam Mbah KH. Toyib, Klitik , Makam
Mbah H. Sulaiman dan KH. Wasiq Amnani, Talok, Karangjati , Makam Mbah KH.
Moh Sirodj Iljasy, Ngale Paron dan
Makam Mbah KH. Ma’sum Abdurrahman, Kedunggudel, Widodaren
![]() |
Kyai Abdul Azis |
Suhu udara menunjuk 38 derajat, terasa
menyengat kulit para peziarah. Tetapi panasnya dunia tak menyurutkan tekad peserta untuk ‘napak
tilas’ perjuangan para sesepuh NU. Rombongan
peziarah mengendarai sejumlah kendaraan roda empat, Start di
Masjid Lintang Songgo, masjid kebanggaan
NU Ngawi. Duduk ada yang tanpa alas, berdzikir, tahlil,
berdoa dan bersholawat ketika tiba makam para tokoh NU Ngawi.
Sesepuh yang diziarahi adalah tokoh ulama yang hampir sepanjang
hidupnya diabdikan untuk perjuangan dakwa bersama NU.
Bukan cuma tenaga dan ilmunya,
jiwa raga dan harta ‘diwaqafkan’ untuk
umat, untuk NU. Makanya mereka patur dijadikan panutan bagi santri
dan umat Islam jaman sekarang. “Ziarah
sesepuh ulama NU di Ngawi ini sejak 2015. Tradisi ini per;u diteruskan para
santri,” tutur Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Ngawi, KH. Ahmad Ulinnuha
Rozy.
Selain Kyai Ulin yang juga pengasuh
Ponpes Temulus, Mantingan, sejumlah kyai dan pengurus NU juga ikut ziarah.
Kyai Abdul Azis (Rois PC NU Ngawi), KH
Romlan (Beringin).Saiful bahri (Seketaris PCNU Ngawi), Samsul Hadi ( Ketua LTMNU)
dan sejumlah tokoh NU lainnya.
Di Ngale, peziarah singgah di rumah peninggalan KH Sirodj yang masih utuh ditempati putra,
cucu dan kerabatnya. Rumah itu saksi bisu
perjuangan NU di Ngawi. KH Sirodj adalah pendiri NU di Ngawi. KH
Hasyim Asya’ri sangat dekat dengan
KH Sirodj, hampir tidak bisa
dihitung silaturrahmi di rumah KH
Sirodj, rumah itulah bisa menjadi ‘rumah’ sejarah NU Ngawi.
Hampir sehari penuh, empat makam tokoh
NU Ngawi diziarahi. Masih banyak makam sesepuh dan tokoh NU Ngawi
lainnya yang seharusnya diziarahi, namun
sehari tidak cukup. Diharapkan nahdliyin
dan para santri berziarah ke para sesepuh dan tokoh tanpa harus
berombongan seperti di peringatan Hari Santri. “Kita berharap ini menjadi
perjalanan religi yang bisa menjadi
hikmah para peziarah. Nahdliyin dan santri
bisa meneruskan perjuangan dakwah
beliau-beliau,” ujar Samsul Hadi, Ketua Lembaga Ta;mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) PCNU
Ngawi yang ikut dalam rombongan.
Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin
Indonesia (Lesbumi) PC NU Latif Hidayat
mengatakan, ziarah ini moment luar biasa. Dengan ziarah bersama, warga Ngawi
dan santri akan mengetahui perjuangan para sesepuh NU. Karena banyak yang berlum mengetahui
jika para ulama Ngawi adalah pejuang yang teguh
berjuang bersama NU. Berjuang untuk nahdliyin. “Perjuangan dakwah para sesepuh NU yang bertaruh nyawa, harta benda patut dijadikan suri tauladan oleh para
santri. Peringatan Hari Santri bisa jadi moment kebangkitan para santri
untuk berjuang mengabdi kepada umat,” ujat Latif.
Sementara itu Saiful Bahri, Sekretaris PC NU Ngawi menjelaskan,
ziarah ke makam tokoh-tokoh NU adalah rangkaian kegiatan
peringatan Hari Santri Nasional
2019. Kegiatan yang sudah dilakukan
Festival Hadrah Al Habsy, Musabaqah Qiro'atul Kutub (MQK), Musabaqah
Tilawatil Qur'an (MTQ) dan Lomba Kreasi Nadzam Al-Imrithi, workshop pedoman
organisasi, Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), Ijazah Kubro Kirab Santri dan gebyar Ngawi bersholawat,
istghosahm, puncak acara akan digelar tanggal 21 Oktober dengan tampilnya Veve Zulfikar, grup musik gambus/religi yang cukup
dikenal. (gih)
Posting Komentar