·
Selamat Jalan Sang Jenius .
CAKRANEWS.NET, NGAWI- Inna lillahi wa Inna Ilaihi Roji’un. BJ Habibie Presiden RI ke-3, tutup usia sekitar
pukul 18.05 WIB (11/9/2019), di RSPAD Gatot Soebroto di usia 83 tahun. Kabar kepastian meninggalnya “Sang Otak sangat cerdas” ini setelah pihak
rumah sakit menyampaikan kematiannya.
Sebelum meninggal,
Habibie getol memberi ‘peringatan’ kepada seluruh
bangsa, bahkan umat di seluruh
dunia. Apa itu makna hidup, apa tujuan
hidup manusia. Mulai menulis buku hingga perjalaman hidupnya dengan Sang Istri
difilmkan, hingga jadi inspirasi jutaan umat.
Pesan Habibie yang
menjadi viral di Medsos selama ini. Pesan saat pidato Habibie menyebar via group WhatsApp (WA). Lepas benar tidaknya pidato Habibie, yang pasti membuat
merinding dan menyentuh hati bagi yang membaca. NONSTOPNEWS.ID sempat mengutip curahan hati Habibie dengan judul SAAT
KEMATIAN ITU KIAN DEKAT.
KALAULAH SEMPAT ?
--------------------( by
BJ Habibie ketika berpidato di Kairo, beliau berpesan "Saya diberikan
kenikmatan oleh Allah ilmu technology sehingga saya bisa membuat pesawat
terbang, tapi sekarang saya tahu bahwa ilmu agama itu lebih bermanfaat untuk
umat .Kalo saya disuruh memilih antara keduanya maka saya akan memilih ilmu
Agama." )
Sepi penghuni...
Istri sudah
meninggal...
Tangan menggigil karena
lemah...
Penyakit menggerogoti
sejak lama
Duduk tak enak, berjalan
pun tak nyaman... Untunglah seorang kerabat jauh mau tinggal bersama menemani
beserta seorang pembantu...
Tiga anak, semuanya
sukses... berpendidikan tinggi sampai ke luar negeri...
» Ada yang sekarang
berkarir di luar negeri... »
Ada yang bekerja di
perusahaan asing dengan posisi tinggi... »
Dan ada pula yang jadi
pengusaha ...
Soal Ekonomi, saya angkat
dua jempol » semuanya kaya raya...
Namun....
Saat tua seperti ini dia
"merasa hampa", ada "pilu mendesak" disudut hatinya..
Tidur tak nyaman...
Dia berjalan memandangi
foto-foto masa lalunya ketika masih perkasa & energik yg penuh kenangan
Di rumah yang besar dia
merasa kesepian, tiada suara anak, cucu, hanya detak jam dinding yang berbunyi
teratur...
Punggungnya terasa sakit,
sesekali air liurnya keluar dari mulutnya....
Dari sudut mata ada air
yang menetes.. rindu dikunjungi anak-anaknya
Tapi semua anak nya sibuk
dan tinggal jauh di kota atau negara lain...
Ingin pergi ke tempat
ibadah namun badan tak mampu berjalan....
Sudah terlanjur melemah...
Begitu lama waktu ini
bergerak, tatapannya hampa, jiwanya kosong, hanya gelisah yang menyeruak...
sepanjang waktu ....
Laki-laki renta itu,
barangkali adalah Saya... atau barangkali adalah Anda yang membaca tulisan ini
suatu saat nanti_
Hanya menunggu sesuatu yg
tak pasti...
yang pasti hanyalah
KEMATIAN.
Rumah besar tak mampu
lagi menyenangkan hatinya..._
Anak sukses tak mampu
lagi menyejukkan rumah mewahnya yang ber AC...
Cucu-cucu yang hanya
seperti orang asing bila datang..._
Asset-asset produktif
yang terus menghasilkan, entah untuk siapa .?
Kira-kira jika malaikat
"datang menjemput", akan seperti apakah kematian nya nanti.
Siapa yang akan
memandikan ?
Dimana akan dikuburkan ??
Sempatkah anak kesayangan
dan menjadi kebanggaannya datang mengurus jenazah dan menguburkan?
Apa amal yang akan dibawa
ke akhirat nanti?
Rumah akan di tinggal,
asset juga akan di tinggal pula...
Anak-anak entah apakah
akan ingat berdoa untuk kita atau tidak ???
Sedang ibadah mereka
sendiri saja belum tentu dikerjakan ???
Apa lagi jika anak tak
sempat dididik sesuai tuntunan agama???
Ilmu agama hanya sebagai sisipan saja..._
"Kalau lah
sempat" menyumbang yang cukup berarti di tempat ibadah, Rumah Yatim, Panti
Asuhan atau ke tempat-tempat di jalan Allah yang lainnya...
"Kalau lah
sempat" dahulu membeli sayur dan melebihkan uang pada nenek tua yang
selalu datang......
"Kalau lah
sempat" memberikan sandal untuk disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai
oleh orang yang memerlukan.....
"Kalau lah
sempat" membelikan buah buat tetangga, kenalan, kerabat, dan handai
taulan...
Kalau lah kita tidak
kikir kepada sesama, mungkin itu semua akan menjadi "Amal Penolong"
nya ...
Kalaulah dahulu anak
disiapkan menjadi 'Orang yang shaleh', dan 'Ilmu Agama' nya lebih diutamakan
Ibadah sedekahnya di
bimbing/diajarkan & diperhatikan, maka mungkin senantiasa akan 'Terbangun
Malam', 'meneteskan air mata' mendoakan orang tuanya.
Kalaulah sempat membagi
ilmu dengan ikhlas pada orang sehingga bermanfaat bagi sesama...
"KALAULAH
SEMPAT"
Mengapa kalau sempat ?
Mengapa itu semua tidak
jadi perhatian utama kita ? Sungguh kita
tidak adil pada diri sendiri. Kenapa
kita tidak lebih serius?
Menyiapkan 'bekal' untuk
menghadap-Nya dan 'Mempertanggung Jawabkan kepadaNya?
Jangan terbuai dengan
'Kehidupan Dunia' yang bisa melalaikan.....
Kita boleh saja giat
berusaha di dunia....tapi jadikan itu untuk bekal kita pada perjalanan panjang
& kekal di akhir hidup kita.
Selamat Jalan Sang
Presiden RI Ketiga ........ namamu akan abadi di dunia dan akherat.
Posting Komentar