CAKRANEWS.NET, Ngawi-Kegiatan bernuansa budaya
di kabupaten Ngawi terus di tingkatkan dari tahun ke tahun. Itu terlihat dari
agenda yang disusun melalui kegiatan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bidang
Kebudayaan. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bentuk kepedulian terhadap
kelestarian ragam kekayaan tradisi
peninggalan nenek moyang.
Seperti halnya pelaksanaan Keduk Beji
pada Selasa ( 13/08/2019 ) di lokasi taman wisata Tawun Desa tawun Kecamatan
Kasreman Kabupaten Ngawi. Ritual tahunan itu selalu mendapat perhatian dari pemerintah
dan masyarakat warga desa sekitar bahkan luar daerah. Dan Masih seperti tahun
sebelumnya, ritual Keduk Beji tahun ini dihadiri ribuan pengunjung. Mereka
selalu memadati pinggir Sendang Beji dan datang lebih awal sebelum prosesi dimulai.
![]() |
Wakil Bupati Ngawi Turut Dalam Prosesi Pembersihan beji |
Pada kesempatan yang sama Wakil Bupati Ngawi
Ony Anwar Harsono mengatakan pentingnya pelestarian ritual Keduk Beji. Selain
menjaga kelestarian juga sebagai sarana promosi Taman Wisata Tawun sekaligus
menumbuhka perekonomian masyarakat. “ Keduk Beji merupakan asset yang perlu
dijaga agar lestari. Dengan kegiatan ini
kita harapkan tumbuh kesejahteraan masyarakat melalui perputaran ekonomi”
terang pria yang akrab disapa Mas Ony itu.
Sementara Bupati Ngawi dalam sambutanya
menekankan pentingnya ritual Keduk Beji. Hal itu sebagai bentuk kekayaan yang
tidak ternilai dan sejarah yang tidak bisa di ulang. “Keduk Beji merupakan
kegiatan yang punya nilai tinggi. Ini harus di jaga agar tetap lestari” Terang
Budi Sulistiyono.
Prosesi Keduk Beji sendiri diawali
dengan turunnya kaum laki laki ke lokasi sumber air Beji. Selain menguras air,
mereka melakukan pembersiahan dari kotoran yang ada didalam sendang yang
mengalami perbaikan dengan bentuk bulat tersebut. Sesekali tampak suara riuh dari
puluhan masyarakat yang rata – rata masih remaja tersebut menguras air dengan
tangan.
![]() |
Supomo ( Kiri ) juru Silem Keduk Beji |
Dari inti ritual Keduk Beji sendiri terletak
pada proses peletakan air Legen dalam Kendi
yang di letakkan pada sumber air Sendang Beji. Dalam peletakan Air Legen dikakukan Juru Silem (
Tukang selam ). Pada ritual kali ini sebagai juru silem adalah Supomo dari sesepuh
masyarakat sekaligus salah satu Kami Tuo ( kepala dusun ) Desa Tawun.
Sedangkan pemilihan hari Selasa Kliwon
untuk setiap ritual Keduk Beji diambil dari sejarah pendahulu yang melakukan
pertapaan untuk mencari ketenangan jiwa. Sosok yang di yakini bernama Eyang ludro joyo akhirnya muksa ( hilang Tanpa
jejak ) menyatu dengan alam. Pada tempat pertapaan itulah muncul sumber air
yang saat ini menjadi sumber dari Sendang Beji. ( RYS )
Posting Komentar