Laporan
Dari Negeri Tirai Bambu: Ust. Samsul Hadi, Kontributor Cakranews.Net Dosen STIT
Islamiyah Karya Pembangunan Ngawi
Ziarah ke Makam Sahabat Nabi, Terasa Muslim Indonesia
![]() |
Ust. Samsul Hadi |
CAKRANEWS.NET, GHUANGZHOU—“Carilah ilmu walau ke negeri
China”. Pepatah populer bangsa Arab ini sedang dibuktikan Ustad
Samsul Hadi, dosen STIT Islamiyah Karya Pembangunan Ngawi dan
Pengurus Cabang LTM NU Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Di
sela-sela memenuhi undangan Kedubes China untuk Indonesia ke Republik
Rakyat Tiongkok, dalam rangka studi banding pengembangan ekonomi kreatif dan
tata kelola (manajemen) lembaga pendidikan. Dosen muda dikenal dekat
dengan para ulama, dan memiliki pengaruh di masyarakat ini, juga
kontributor Cakranews.Net. Berikut laporan Ustad Samsul Hadi
dari ‘negeri tira bambu’.
MESKI tiba di tanah ‘kaisar’ baru saja hari ini
(8/8) , seolah saya tak sabar berziarah ke makam sahabat
nabi dan ingin mengetahui kehidupan umat Islam di negeri yang
memiliki pengaruh kuat dalam percaturan ekonomi dunia ini. Di Guangzhou, saya
dan rombongan berziarah ke kompleks makam Islam. Disitulah makam
Sa’ad bin Abi Waqqash, salah seorang sahabat Nabi yang berdakwah sampai
negeri China. Seorang panglima perang ‘Sang Penakluk’ Persia, bahkan menaklukkan
sang kaisar China sehingga diberi keleluasaan berdakwah di Ghuangzhou.
Begitu masuk di komplek makam Sa'ad bin Abi Waqqas, keramahan
masyarakat di sekeliling makam benar-benar mempesona. Menyapa ramah, hormat
kepada para peziarah. Keinginan foto bersama salah satu sambutan
ramah dari warga sekeliling makam. Benar- terasa seperti ramahnya
warga muslim di Indonesia .
![]() |
Add caption |
Dikutip dari berbagai sumber, bersama Rasulullah,
Sa’ad bin Abi Waqqash memiliki peran besar dalam dakwah. Hampir mengikuti semua
peperangan untuk menegakkan Islam. Dia orang pertama yang melepaskan anak panah
dalam peperangan membela Islam dan orang pertama terkena anak panah dalam
peperangan.
Islam pertama kali datang ke China dibawa oleh panglima
besar Islam, Sa'ad bin Abi Waqqash, bersama sahabat lainnya pada tahun 616 M.
Sa'ad bin Abi Waqqash dan tiga sahabat lainnya datang ke China dari Abessinia
atau yang sekarang dikenal dengan Etiopia. Setelah kunjungan pertamanya. Sa'ad
kemudian kembali ke Arab. Dia kembali lagi ke China 21 tahun kemudian atau pada
masa pemerintahan Usman bin Affan, dan datang dengan membawa salinan Al Qur’an.
Usman pada masa kekhalifahannya memang menyalin Al Qur’an dan menyebarkan ke
berbagai tempat, demi menjaga kemurnian kitab suci ini.
Kedatangannya kedua di tahun 650M, Sa'ad bin Abi Waqqash
kembali ke China dengan berlayar melalui Samudera Hindia ke Laut China menuju
pelabuhan laut di Guangzhou. Kemudian ia berlayar ke Chang’an atau kini dikenal
dengan nama Xi’an melalui rute yang kemudian dikenal sebagai Jalur
Sutera.Bersama para sahabat, Sa'ad datang dengan membawa hadiah dan diterima
dengan hangat oleh kaisar Dinasti Tang, Kao-Tsung (650-683).
Atas izin kaisar, masjid ini dibangun di atas tanah seluas 5 hektar pada
742 M. Masjid ini salah satu tonggak sejarah Islam paling berharga
di China. Masjid ini menjadi masjid tertua di daratan China dan usianya sudah
melebihi 1.300 tahun. Masjid ini terus bertahan melewati berbagai momen sejarah
China dan saat ini masih berdiri tegak. Masih seindah dahulu setelah
diperbaiki dan direstorasi.
Oleh orang China, Islam disebut sebagai Yisilan Jiao atau agama yang murni. Saad bin Abi Waqqash kemudian menetap di Guangzhou dan dia mendirikan Masjid Huaisheng
Sa’ad bin Abi Waqqash memeluk Islam ketika usianya
baru 17 tahun, Ia termasuk golongan yang pertama masuk Islam (assabiqunal
awwalun). Wafat di usia 83 tahun. Hidup di jaman Nabi, dan
tiga khalifah. Merujuk buku Perkembangan Islam di
Tiongkok (Ibrahim Tien Ying Ma, 1979), ini menjadi tonggak pertama
dakwah Islam di negeri tirai bambu.
Perjuangan Sa’ad bin Abi Waqqash menyebarkan Islam di
Tiongkok, adalah bukti Islam berkembang dan bisa
diterima oleh umat di belahan dunia. Islam membawa kedaiaman pada
umat. Pepatah Arab “Carilah Ilmu walau ke negeri China” memiliki
makna dalam dan luas, Barakalloh. (*)
Posting Komentar