· * KONI Ngawi Jangan Setengah-Setengah
CAKRANEWS.NET- Luar biasa, luar
biasa! begitu Didit Nugroho--biasa dipanggil Koko, pelatih wushu Ngawi menyaksikan
atlit Wushu Ngawi berlaga di arena Porprov Jawa Timur 2019 di Lamongan.
Alhasil, 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu
terpampang di board perolehan medali untuk Ngawi. “Perjuangan
anak-anak tanpa lelah, akhirnya membawa
hasil yang membanggakan,” tandas Koko.
Medali emas diraih Riko Kurnia
Febriyanto kelas 42 Kg, atlit wushu yang
tahun lalu mewakili Indonesia di kejuaraan dunia wushu di Brasil. Medali perak diperoleh Zalsa Syahputra kelas
48 kg, Medali Perunggu diraih Afi Shihab kelas 52 Kg dan Farid Dwi setiawan
kelas 56 kg.
“Mereka berjuang luar biasa, atlet Whusu Indonesia dari Kabupaten Ngawi minim. Empat atlit bisa ke semifinal dan final, itu sudah luar biasa, menthes. Padahal kabupaten lain full team,” ujar Titux Oxa, pengurus Wushu Indonesia Ngawi.
Raihan medali di Porprov adalah bukti bukan janji. Bukti cabang olahraga wushu di Ngawi tidak bisa dipandang sebelah mata. Atlit-atlit wushu menunjukkan kekuatan dan prestasinya di Porprov Jawa Timur 2019. Karena itu KONI harus merenung diri dan berbuat banyak untuk perkembangan wushu ke depan.
“Mendapat medali tidak mudah, maka perhatian sepenuh hati harus dicurahkan oleh KONI. KONI jangan setengah-setengah, apalagi salah satu atlit Ngawi tahun lalu mewakili Indonesia di kejuaraan internasional di Brasil. Apa yangmembuat ragu KONI Ngawi terhadap prestasi wushu?,” ujar Sugiharto, Komunitas Pemerhati Generasi Berprestasi.
Dia mengakui, alau mendengar keluhan para atlit, miris. Ada banyak kendala anak muda berprestasi di bidang olah raga. Dukungan dan perhatian dinilai kurang maksimal. “Sedih melihat di lapangan, terutama perhatian Komisi olah raga di Ngawi,” katanya.
Namun, hebatnya motivasi dan dukungan dari pelatih perlu diapreasi. Pelatih menguatkan, membesarkan hati, memotivasi atlit-atlit untuk tak henti berprestasi. “Di Wushu, di cabang tinju, anak-anak malah tertawa dan semangat, seolah tak peduli dengan hal hal seperti itu. Mereka solid dan keep figth,” ujar Sugiharto.
Sementara Saat dihubungi via handphone, Koko, tim pelatih Wushu Ngawi, yang juga Tim Pelatih Sasana Soerjo mengatakan, ini hasil yang membanggakan setelah berbulan-bulan berlatih.”Apapun anak-anak tidak boleh cengeng, tidak merengek. Ke depan makin banyak tantangan. Harus terus berlatih,” kata Koko.
Sekarang cabor lain masih berlaga. Harapan perolehan medali kontingen Ngawi bertambah. Porprov VI Jatim 2019 dihelat sejak 6 Juli hingga 13Juli. Berlangsung di empat kota. Gresik, Tuban, Lamongan, dan KBojonegoro. |Ada 260 atlet dari 26 cabang olah raga (cabor) yang berebut medali. (dit)
“Mereka berjuang luar biasa, atlet Whusu Indonesia dari Kabupaten Ngawi minim. Empat atlit bisa ke semifinal dan final, itu sudah luar biasa, menthes. Padahal kabupaten lain full team,” ujar Titux Oxa, pengurus Wushu Indonesia Ngawi.
Raihan medali di Porprov adalah bukti bukan janji. Bukti cabang olahraga wushu di Ngawi tidak bisa dipandang sebelah mata. Atlit-atlit wushu menunjukkan kekuatan dan prestasinya di Porprov Jawa Timur 2019. Karena itu KONI harus merenung diri dan berbuat banyak untuk perkembangan wushu ke depan.
“Mendapat medali tidak mudah, maka perhatian sepenuh hati harus dicurahkan oleh KONI. KONI jangan setengah-setengah, apalagi salah satu atlit Ngawi tahun lalu mewakili Indonesia di kejuaraan internasional di Brasil. Apa yangmembuat ragu KONI Ngawi terhadap prestasi wushu?,” ujar Sugiharto, Komunitas Pemerhati Generasi Berprestasi.
Dia mengakui, alau mendengar keluhan para atlit, miris. Ada banyak kendala anak muda berprestasi di bidang olah raga. Dukungan dan perhatian dinilai kurang maksimal. “Sedih melihat di lapangan, terutama perhatian Komisi olah raga di Ngawi,” katanya.
Namun, hebatnya motivasi dan dukungan dari pelatih perlu diapreasi. Pelatih menguatkan, membesarkan hati, memotivasi atlit-atlit untuk tak henti berprestasi. “Di Wushu, di cabang tinju, anak-anak malah tertawa dan semangat, seolah tak peduli dengan hal hal seperti itu. Mereka solid dan keep figth,” ujar Sugiharto.
Sementara Saat dihubungi via handphone, Koko, tim pelatih Wushu Ngawi, yang juga Tim Pelatih Sasana Soerjo mengatakan, ini hasil yang membanggakan setelah berbulan-bulan berlatih.”Apapun anak-anak tidak boleh cengeng, tidak merengek. Ke depan makin banyak tantangan. Harus terus berlatih,” kata Koko.
Sekarang cabor lain masih berlaga. Harapan perolehan medali kontingen Ngawi bertambah. Porprov VI Jatim 2019 dihelat sejak 6 Juli hingga 13Juli. Berlangsung di empat kota. Gresik, Tuban, Lamongan, dan KBojonegoro. |Ada 260 atlet dari 26 cabang olah raga (cabor) yang berebut medali. (dit)
Posting Komentar